DI Jerman, 3.235 kasus akibat E. coli telah dilaporkan, 38 diantaranya meninggal dunia. Di Perancis utara, seorang bocah yang terinfeksi E. coli masih terbaring koma di RS. Selain Jerman, wabah E. coli mulai menyebar ke Perancis dan Amerika Serikat. Ironisnya, E. coli telah membuat sakit 3.300 orang di 116 negara (SM, 17 dan 19/06/2011).
Escherichia coli (E. coli) ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich, dokter anak kelahiran Jerman. Dahulu E. coli disebut Bacillus communis coli. E. coli merupakan bakteri berbentuk batang, negatif gram, yang sebagian besar tidak berpigmen. Untuk membedakan strain E. coli dari anggota lain Enterobacteriaceae, maka digunakan tes indole yang 99% menunjukkan hasil positif. Meskipun sebagian besar strain E. coli tak berbahaya, namun dapat menyebabkan radang kandung empedu, bacteremia (bakteri bertamasya di aliran darah), infeksi saluran kemih, diare pada wisatawan, radang selaput otak, pneumonia, dsb.
Potret Klinis
E. coli bisa menjadi menyebabkan radang selaput otak (meningitis) pada bayi baru lahir, yang perlu diwaspadai penderita ditandai dengan demam, kuning, gagal tumbuh kembang, enggan menyu-su, lesu, dan ada periode henti napas. Pada bayi kurang dari satu bulan, biasanya tampak gelisah atau rewel, selera makan-minum berkurang, muntah, mengantuk, dan kejang.
Pada anak berusia lebih dari 4 bulan, ditandai dengan ubun-ubun tegang, kaku leher, dan de-mam. Anak yang lebih besar dan orang dewasa ditandai dengan demam, kejang, mengantuk, sakit kepala, muntah, bingung. Angka kematian meningitis karena E. coli pada bayi baru lahir mencapai 8%.
Deteksi Dini
Umumnya dokter menyarankan penderita infeksi E. coli untuk dipe-riksa hitung darah lengkap, pewarnaan Gram, kultur E. coli pada agar MacConkey.
Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan specimens (contoh/preparat) klinis, seperti: darah, air seni, sputum (dahak), atau melalui cairan otak-tulang belakang (serebrospinal), cairan rongga perut (peritoneum), abses (nanah).
Deteksi dini radang selaput otak (meningitis) akut karena E. coli dilakukan berdasarkan hasil pungsi lumbal dan kultur positif cairan serebrospinal. Untuk diagnosis radang paru (pneumonia), ditegakkan dengan kultur darah dan pewarnaan Gram pada dahak.
Pada kasus infeksi saluran cerna, organisme penyebabnya dapat dideteksi dengan mudah berdasarkan karakteristik tinja penderita. Tinja cair tanpa sel-sel radang memberi petunjuk kemungkinan infeksi ETEC (E. coli yang enterotoxigenic), EPEC (E. coli yang enteropathogenic), EAggEC (E. coli yang enteroaggregative), dan EAEC (E. coli yang enteroadherent).
Tinja tipe disenteri mengindikasikan infeksi EIEC (E. coli yang enteroinvasive). Tinja berdarah berarti ada infeksi EHEC (E. coli yang enterohemorrhagic). Di negara tropis, EPEC merupakan penyebab penting diare pada anak. EAggEC menyebabkan 30% kasus diare pada wisatawan. EIEC terdeteksi dengan tes Sereny.
Perlukah Antibiotik?
Terapi penderita dengan infeksi karena E. coli dilakukan oleh dokter dan para medis secara komprehensif dan sesuai indikasi. Selain antibiotik dan perawatan suportif, juga diperlukan pemberian-pemantauan kadar cairan tubuh (hidrasi-rehidrasi) dan oksigen dalam tubuh (oksigenasi), elektrolit tubuh, tekanan darah, dan tanda-tanda vital lainnya, meliputi nadi, denyut jantung, su-hu.
Amoxicillin direkomendasikan dokter untuk menyembuhkan radang ginjal (pyelonephritis) dan infeksi saluran kemih baik dengan maupun tanpa komplikasi. Aztreonam dipakai dokter untuk terapi infeksi saluran kemih dengan komplikasi, radang ginjal, dan radang paru (pneumonia). Ampicillin dan sulbactam digunakan dokter untuk mengobati infeksi organ di rongga perut (intraabdominal). Ceftriaxone dipakai dokter untuk mengobati meningitis, bacteremia (ada bakteri di peredaran darah), pneumonia, dan infeksi saluran kemih dengan komplikasi.
Ciprofloxacin diresepkan dokter untuk penderita infeksi saluran kemih (dari derajat ringan hingga sedang, berat hingga disertai komplikasi), radang prostat karena bakteri yang kronis (menahun), diare (mencret) karena infeksi, radang kandung kemih akut tanpa komplikasi. Doxycycline atau vibramycin dipertimbangkan dokter untuk mengobati diare pada wisatawan. Imipenem dan cilastatin dipakai dokter untuk memberantas infeksi karena berbagai organisme, seperti nanah di rongga perut, bakteri yang tersebar di peredaran darah, infeksi saluran kemih dengan komplikasi, dan radang paru. Meropenem merupakan antibiotik spektrum luas yang efektif membasmi sebagian besar bakteri positif gram dan negatif gram.
Antibiotik yang dipakai dokter pada kasus meningitis karena E. coli adalah sefalosporin generasi ketiga (misalnya: ceftriaxone). Pada kasus pneumonia karena E. coli, dokter juga dapat memakai sefalosporin generasi ketiga atau fluorokuinolon. Yang perlu diingat, antibiotik tidak bermanfaat pada kasus EHEC (infeksi E. coli yang enterohemorrhagic) dan kasus yang cenderung berkembang menjadi HUS. Jadi tak semua penderita infeksi E. coli diberi antibiotik.
Infeksi E. coli dapat dicegah dengan memasak makanan, pasteurisasi, menghindari memakan sayuran, buah, atau daging mentah, mematuhi rekomendasi WHO dan FAO tentang higiene makanan yang tercantum di Codex Code of Hygienic Practice for Fresh Fruits and Vegetables.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.